Sabtu, 17 Maret 2012

Diet Untuk Penderita Ginjal Kronik

Diet Untuk Penderita Ginjal Kronik, diet ginjal

pada penyakit ginjal kronik terjadi penurunan fungsi ginjal yang cukup nyata dan berlangsung lama. Pelaksanaan diet diperlukan untuk mencukupi asupan makanan dengan gizi seimbang tanpa memperberat fungsi ginjal, serta mencegah atau meminimalkan laju kerusakan ginjal.

Diet pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik pada dasarnya mencoba memperlambat penurunan fungsi ginjal lebih lanjut dengan cara mengurang beban kerja nephron dan menurunkan kadar ureum darah. Standar diet pada Penyakit Ginjal Kronik Pre Dialisis dengan terapi konservatif adalah sebagai berikut:

1. Syarat Dalam Menyusun Diet

Energi 35 kkal/kg BB, pada geriatri dimana umur > 60 tahun cukup 30 kkal/kg BB, dengan ketentuan dan komposisi sebagai berikut:

- Karbohidrat sebagai sumber tenaga, 50-60 % dari total kalori
- Protein untuk pemeliharaan jaringan tubuh dan mengganti sel-sel yang rusak sebesar 0,6 g/kg BB. Apabila asupan energi tidak tercapai, protein dapat diberikan sampai dengan
0,75 g/kg BB. Protein diberikan lebih rendah dari kebutuhan normal, oleh karena itu diet ini biasa disebut Diet Rendah Protein. Pada waktu yang lalu, anjuran protein bernilai biologi tinggi/hewani hingga ≥ 60 %, akan tetapi pada saat ini anjuran cukup 50 %. Saatini protein hewani dapat dapat disubstitusi dengan protein nabati yang berasal dari olahan kedelai sebagai lauk pauk untuk variasi menu.
- Lemak untuk mencukupi kebutuhan energi diperlukan ± 30 % diutamakan lemak tidak jenuh.
- Kebutuhan cairan disesuaikan dengan jumlah pengeluaran urine sehari ditambah IWL ±
500 ml.
- Garam  disesuaikan  dengan  ada  tidaknya  hipertensi  serta  penumpukan  cairan  dalam tubuh. Pembatasan garam berkisar 2,5-7,6 g/hari setara dengan 1000-3000 mg Na/hari.
- Kalium disesuaikan dengan kondisi ada tidaknya hiperkalemia 40-70 meq/hari
- Fosfor yang dianjurkan ≤ 10 mg/kg BB/hari
- Kalsium 1400-1600 mg/hari

2. Bahan Makanan yang Dianjurkan

- Sumber Karbohidrat: nasi, bihun, mie, makaroni, jagng, roti, kwethiau, kentang, tepung- tepungan, madu, sirup, permen, dan gula.
- Sumber Protein Hewani: telur, susu, daging, ikan, ayam.

Bahan Makanan Pengganti Protein Hewani
Hasil olahan kacang kedele yaitu tempe, tahu, susu kacang kedele, dapat dipakai sebagai pengganti protein hewani untuk pasien yang menyukai sebagai variasi menu atau untuk pasien vegetarian asalkan kebutuhan protein tetap diperhitungkan. Beberapa kebaikan dan kelemahan sumber protein nabati untuk pasien penyakit ginjal kronik akan dibahas.
- Sumber Lemak: minyak kelapa, minyak jagung, minyak kedele, margarine rendah garam, mentega.

- Sumber Vitamin dan Mineral

Semua sayur dan buah, kecuali jika pasien mengalami hipekalemi perlu menghindari buah dan sayur tinggi kalium dan perlu pengelolaan khusus yaitu dengan cara merendam sayur dan buah dalam air hangat selama 2 jam, setelah itu air rendaman dibuang, sayur/buah dicuci kembali dengan air yang mengalir dan untuk buah dapat dimasak menjadi stup buah/coktail buah.

3. Bahan Makanan yang Dihindari

- Sumber Vitamin dan Mineral

Hindari  sayur  dan  buah  tinggi  kalium  jika  pasien  mengalami  hiperkalemi.  Bahan makanan tinggi kalium diantaranya adalah bayam, gambas, daun singkong, leci, daun pepaya, kelapa muda, pisang, durian, dan nangka.

Hindari/batasi makanan tinggi natrium jika pasien hipertensi, udema dan asites. Bahan makanan tinggi natrium diantaranya adalah garam, vetsin, penyedap rasa/kaldu kering, makanan yang diawetkan, dikalengkan dan diasinkan.

0 komentar:

Posting Komentar